Perjalanan Hidupku
Namaku Sarah Syahriyani, dibesarkan dari
keluarga sederhana di daerah Jakarta Selatan. Saya anak pertama dari 5
bersaudara, adik saya 3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Sebagai anak
pertama saya harus memberi contoh yang baik bagi adik saya.
Semasa kecil, saya disekolahkan di TK
At-Taqwa yang berada di dekat rumah. Saya di TK selama 2 tahun, TK nol kecil
dan nol besar. Setelah itu saya masuk SD di SDN Pejaten Timur 03 Pagi. Sekolah
saya terletak sangat dekat dengan rumah, hanya jalan kaki 5 menit sudah bisa
sampai disana.
Di SD saya pernah menjabat sebagai bendahara
kelas. Pernah juga menjadi wakil ketua kelas. Selama SD, alhamdulillah selalu
mendapat peringkat pertama, tapi pernah juga mendapat peringkat kedua, ketiga,
dan keempat. Ketika kelas V, saya bergabung dengan grup qasidah. Setiap pulang sekolah, kami
selalu latihan di musholla SD. Kami latihan untuk mengikuti ‘Loketa’ yaitu
Lomba Keterampilan Agama. Selain ikut lomba qasidah, saya juga mengikuti lomba
menyalin Al-Quran, yaitu menulis QS Al-Insyirah tanpa melihat Al-Quran. Alhamdulillah
saya juara I dan lolos hingga tahap Wilayah I Kecamatan Pasar Minggu. Kemudian
ketika kelas VI, saya mengikuti lomba yang sama. Kali ini lomba qasidah
mendapat juara II. Kalau tahun lalu saya mengikuti lomba menyalin Al-Quran,
sekarang saya mengikuti lomba kaligrafi. Sebenarnya saat itu saya mengira lomba
menyalin Al-Quran lagi, ternyata ketika sudah memasuki ruangan, diberitahukan
ketentuan lomba dan kali ini menggunakan krayon untuk memperindah kaligrafi.
Tidak ada persiapan sama sekali, akhirnya saya membuat sebisanya dan sebagus
mungkin, walaupun sedikit pesimis karena melihat yang lain kaligrafinya bagus.
Alhamdulillah ketika pengumuman pemenang, nama saya dipanggil. Ternyata saya
mendapat juara III, sedikit tidak percaya tetapi saya senang sekali meskipun
hanya mendapat juara III.
Ketika upacara di SD saya cukup sering
menjadi petugas pengibar bendera merah putih pada hari Senin. Pernah menjadi
dirijen dan paduan suara juga. Ketika menjadi pengibar bendera, khususnya yang
membuka lipatan bendera, itu merupakan masa yang menegangkan, karena takut
ketika dibuka benderanya terbalik menjadi putih merah atau terlipat.
Masa putih merah berakhir, masa putih biru
dimulai. Saya melanjutkan sekolah di SMP Negeri 239 Jakarta. Lagi-lagi letak
sekolahnya tidak jauh dari rumah saya. Jaraknya sekitar 1,5 km jadi ketika
berangkat sekolah saya selalu jalan kaki, tetapi ketika pulang sekolah saya naik
bus 62. Ketika SMP saya mengikuti ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja) dan
Rohis. Karena saya mengikuti dua ekskul, jadi harus ada yang diprioritaskan.
Saya memilih Rohis sebagai ekskul utama. Di Rohis, dibagi menjadi berbagai
cabang ilmu. Ada kaligrafi, drama, tilawah, MTQ, dll. Lalu saya memilih
mengikuti tilawah. Disana saya belajar membaca terjemahan Al-Quran dengan baik.
Saat kelas VIII saya terpilih mengikuti Olimpiade Matematika. Saya belajar
untuk mempersiapkannya bersama dengan teman yang lain yang juga terpilih. Kami
lomba di SMPN 131. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi kami belum
terpilih menjadi juara. Berarti harus lebih rajin lagi belajarnya. Kemudian
ketika kelas IX, saya terpilih kembali mengikuti Olimpiade Matematika seperti
tahun lalu. Tetapi memang belum rezeki, saya tidak menang.
Ketika kelas VIII, saya mengikuti klinik
matematika karena saya suka dengan pelajaran matematika. Klinik matematika itu
adalah suatu kelompok belajar yang diajarkan oleh kakak kelas. Sehingga ketika
kelas IX saya ikut mengajari adik kelas. Kebetulan kebanyakan yang mengajari
itu dari teman kelas saya. Terkadang yang datang sedikit, tetapi yang mau
mengajari ada banyak. Jadi hanya beberapa orang yang ngajar.
Masa putih biru telah berakhir, masa putih
abu-abu datang. Saya diterima di SMAN 38 Jakarta. Kali ini saya harus naik
angkutan umum menuju sekolah. Perjalanan dari rumah ke sekolah tidak jauh,
hanya sekitar 10-15 menit saja. Pernah suatu ketika saya telat masuk sekolah.
Pintu gerbang sekolah ditutup pukul 06.30 dan saya berangkat sekolah pukul
06.15 karena biasanya saya bisa sampai sekolah tepat waktu. Tetapi saat itu kereta
selalu lewat sehingga angkutan umum tidak bisa lewat. Kereta datang setiap 5
menit sekali, sehingga aku terjebak di macetan. Alhasil saya tiba di sekolah
pukul 06.45. Untungnya saat itu tidak hanya saya yang terlambat, teman saya
telat juga karena hal yang sama. Kami tidak dibukakan pintu gerbang. Pintu
gerbang dibuka pukul 07.30 dan kami disuruh berbaris di lapangan. Kami dihukum
tidak boleh masuk kelas sampai pukul 08.30. Itulah hal yang cukup menyedihkan,
karena harus dihukum.
Pada masa SMA ini saya mengikuti
ekstrakurikuler KIR dan Green School. Lagi-lagi saya mengikuti dua ekskul
sehingga saya harus memprioritaskan salah satunya. Berhubung saat itu KIR nya
tidak terlalu aktif, jadi saya mengikuti Green School saja. Di Green School
kami belajar untuk mengamati lingkungan, belajar mendaur ulang barang,
memanfaatkan barang bekas menjadi lebih berguna. Pada pertemuan ke sekian, kami
dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengamati keadaan lingkungan misalnya di
taman, sungai, pasar, dan jalan raya. Kebetulan saya terpilih untuk mengamati
sungai Ciliwung di dekat sekolah. Kelompok saya terdiri dari dua orang, yaitu
saya dan Weni. Kami mengamati sungainya tidak hanya berdua, kami didampingi dua
orang kakak kelas. Selama observasi kami menanyakan tentang kebersihan sungai,
sampahnya diapakan, dan lain-lain. Setelah itu kami harus mempresentasikan
hasil observasinya. Saat observasi kami melihat begitu banyak sampah yang ada
di sungai tersebut. Pantas saja jika musim hujan tiba, banjir juga akan datang.
Inilah akibat kurangnya kesadaran masyarakat dengan kebersihan lingkungan.
Ketika SMA inilah saya memulai bisnis jualan
pulsa. Saat itu yang jual pulsa sangat sedikit, sehingga peluang saya cukup
besar. Pelanggan saya hingga ke kelas lain juga. Ketika naik kelas XI merupakan
penjurusan, Alhamdulillah saya masuk jurusan IPA, sesuai dengan minat saya.
Saya lebih tertarik masuk IPA karena saya tidak suka menghafal dan suka
berhitung. Saya senang masuk IPA, disana saya belajar banyak hal tentang
kehidupan, lingkungan, dan alam sekitar. Saya sangat suka praktikum biologi,
misalnya meneliti organ dalam katak, cek golongan darah sendiri, membuat pupuk,
dan lain-lain. Saya membedah katak hingga semua isi perutnya dikeluarkan,
seperti jantung dan paru-paru. Saya baru tahu, ternyata meskipun jantung dan
paru-paru sudah digunting dari tubuh katak dan diletakkan di luar tetapi jantungnya
masih berdetak dan paru-parunya masih kembang kempis. Setelah beberapa lama
didiamkan, barulah jantungnya tak berdetak lagi.
Tanpa terasa saya sudah di tingkat akhir SMA.
Saya tidak mengikuti bimbingan belajar di luar untuk mempersiapkan Ujian
Nasional karena di sekolah sudah ada bimbel. Lalu ada beberapa try out, salah
satunya yang diselenggarakan oleh Universitas Gunadarma. Kemudian ada PMDK
juga, tetapi hanya untuk D3 IPB dan PNJ. Saya tidak berminat kuliah D3,
sehingga saya tidak ambil jalur PMDK tersebut. Beberapa lama kemudian, ada
kabar mengenai SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) Undangan.
Sekolah menyeleksi siapa saja yang berhak mengikuti SNMPTN Undangan tersebut.
Alhamdulillah saya dapat dan saya harus memilih 6 jurusan dari 2 PTN yang
berbeda lalu mengirimkan fotokopi rapor. Saya memikirkan dengan matang untuk
memilih jurusan apa. Hingga jatuhlah pilihan saya di UI dan UNJ, jurusan Teknik
Lingkungan, Akuntansi, Matematika, dll. Ketika pengumuman SNMPTN Undangan itu,
saya cukup deg-degan dan ketika saya melihat hasilnya, saya sedih karena saya
tidak diterima di jurusan manapun. Saya merasa kecewa dan sedih sekali, tetapi
saya harus ikhlas menerima ini semua, mungkin memang ini yang terbaik. Saya
hanya bisa merencanakan, tetapi Allah yang menentukan.
Suatu ketika, ada surat yang datang dari
Universitas Gunadarma. Ternyata saya mendapat beasiswa karena nilai try out
waktu itu bagus. Saya mendapat potongan biaya kuliah dan bebas memilih jurusan
apa saja. Saya bingung mau pilih jurusan apa, akhirnya saya memilih jurusan
akuntansi karena saya mengira jurusan itu banyak hitung-hitungannya, jadi saya
tidak banyak menghafal. Selain itu karena lowongan pekerjaan untuk jurusan
akuntansi cukup banyak. Meskipun saya bukan dari jurusan IPS apalagi dari SMK
jurusan akuntansi, saya tetap optimis.
Meskipun saya sudah mendapat beasiswa di
Gundar, saya tetap berusaha untuk masuk ke PTN. Saya mengikuti SNMPTN tertulis
jurusan IPA, kali ini saya memilih jurusan Teknik Lingkungan di UI dan
Pendidikan Matematika UNJ. Kebetulan saya mendapat lokasi ujian di SMAN 3,
dekat rumah nenek, jadi saya tidak perlu repot mencari alamat sekolah lagi.
Tetapi memang bukan rezeki untuk masuk PTN, saya tidak diterima lagi. Kali ini
rasa sedih saya tidak seperti yang lalu. Saya harus ikhlas dan mungkin memang
di PTN bukan yang terbaik untuk saya.
Setelah pengumuman SNMPTN tertulis, saya
memutuskan untuk tidak mengikuti seleksi masuk PTN lagi, saya memang
ditakdirkan untuk kuliah di Universitas Gunadarma. Lokasi kampus juga tidak
terlalu jauh, cukup dekat dari rumah. Ketika pertama kali masuk kuliah ada
PPSPPT, semacam ospek, tetapi hanya satu hari. Setelah itu kami masuk kuliah,
saya masuk kelas 1EB03. Disana saya bersahabat dengan 6 orang. Namanya juga
persahabatan, ada kalanya bertengkar. Kalau mau makan selalu bergerombol. Di
sela-sela perkuliahan saya mengikuti Aksyar (Aktualisasi Syariah) setiap bulan
dari SEF (Sharia Economic Forum). Lalu ada recruitment menjadi partisipan di
acara tahunan SEF yaitu GSENT 2012. Disana saya diterima dan belajar menjadi
panitia seminar. Saya berkenalan dengan banyak teman dan kakak kelas.
Dari sanalah saya mulai tertarik untuk masuk
SEF, sehingga saat ada recruitment menjadi anggota SEF saya mengikutinya dan
alhamdulillah diterima. Tingkat dua saya masuk kelas 2EB01. Katanya kelas
tersebut yang memiliki IPK tinggi semua. Kebanyakan dari sana juga masuk SarMag
(Sarjana Magister). Saya juga diterima masuk Sarmag setelah mengikuti tes TOEFL
dan wawancara, tetapi saya tidak mengambil Sarmag karena hal tertentu. Alhasil
saya masuk di kelas regular seperti biasa.
Selama tingkat dua saya masuk SEF dan menjadi
panitia dari beberapa seminar. Dari sana saya banyak mendapatkan ilmu. Saya
bisa belajar mengenai bank syariah, bahaya riba, dosa riba yang sangat
menjijikkan karena seperti menzinahi ibu kandung sendiri, belajar muamalah,
dll. Ketika GSENT 2013 saya menjadi seksie registrasi sekaligus menjadi contact
person (CP). Banyak kejadian yang saya alami ketika menjadi CP. Pernah suatu
ketika yaitu 5 menit sebelum ujian ada telepon masuk yang menanyakan cara
mendaftar seminar. Pada acara GSENT 2013 ini juga diadakan Temilreg (Temu
Ilmiah Regional) yaitu lomba tentang ekonomi Islam se-Jabodetabek. SEF mengirim
9 orang delegasi, termasuk saya. Kami dibagi menjadi 3 kelompok, saya mendapat
kelompok 1 bersama Dea dan Kak Arni. Untuk mempersiapkan Temilreg ini sangat
kurang sekali, kami belajar secukupnya karena kami juga disibukkan oleh acara
seminar. Lomba Temilreg ini dibagi menjadi 3 hari. Hari pertama babak
penyisihan yaitu tes tertulis dan presentasi essay. Hari kedua semifinal yaitu
cerdas cermat. Hari ketiga final yaitu menjadi orator ilmiah. Sayangnya
kelompok saya hanya sampai babak semifinal dan yang lain sudah kalah di babak
penyisihan.
Saat akhir tingkat dua saya mendapat beasiswa
prestasi dari kampus dan mendapat
undangan untuk menghadiri acara wisuda di JCC. Baru pertama kali saya
menyaksikan prosesi wisuda dari awal hingga akhir. Saya tidak sendiri, ada
beberapa perwakilan dari setiap jurusan. Saya mewakili jurusan Akuntansi. Saya
bahagia bisa menjadi perwakilan dari jurusan ini. Alhamdulillah.
Ketika libur semester, saya mengikuti tes
untuk menjadi asisten monitoring mahasiswa (barcode) dan alhamdulillah saya
diterima. Lalu di SEF saya diangkat menjadi bendahara dua. Kali ini saya harus
bisa membagi waktu antara kuliah, SEF, dan barcode. Saya harus bisa menjaga
kepercayaan terhadap orang tua yaitu meskipun saya ikut barcode dan SEF, kuliah
tetap yang utama dan harus bisa membanggakan orang tua.
Komentar
Posting Komentar