Trip to Sangiang Island
Siapa
yang tau Pulau Sangiang?
Saya
rasa masih banyak yang belum tau dimana Pulau Sangiang, karena saya tau pulau
tersebut dari teman saya, Putek. Saat itu kami sedang merencanakan untuk pergi
ke suatu tempat. Lalu Putek ngajakin ke Pulau Sangiang. Putek tau dari temannya
yang sudah kesana dan katanya tempatnya bagus. Pada awalnya banyak yang saya
tanyakan ke Putek, dimana itu? Harganya berapa? Mau ajak siapa aja? Saya rasa
itu pertanyaan yang biasa dilontarkan ketika ada yang ngajak jalan.
Putek
bilang Pulau Sangiang ada di Banten, nanti ikut open trip aja, harganya 350
ribu (3 hari 2 malam) tapi meeting point (mepo) di Pelabuhan Paku (Anyer),
kalau mau berangkat dari Jakarta bisa barengan sama tour leadernya, kumpul di
Slipi Jaya, tapi biayanya nambah lagi 120 ribu. Terus rencana ini kita lempar
ke grup, kita ajak Liza sama Marwah, tapi sayangnya dibilang kejauhan kalo
berangkat dari Slipi. FYI Pulau Sangiang merupakan pulau kecil yang berada di antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, di Selat Sunda. Saya juga baru tau setelah dikasih tau Putri, padahal bisa aja nyari di google maps hahaha…
Pulau Sangiang |
Berhubung
ga ada yang mau, makanya kita cari teman buat diajak dan cari waktu yang
kosong. Waktu itu pernah ngajakin Puti ke Sangiang, tapi kita cari waktu yang
cocok juga. Di awal bulan Mei, Puti ngajakin ke Sangiang seminggu setelah
lebaran. Saya mau banget karena lebaran ga kemana-mana, jadinya butuh banget
liburan. Terlebih masih awal masuk kerja setelah lebaran, jadi kerjaan ga
terlalu banyak. Terus saya ajak Putek di tanggal itu, dia bisa dan kita daftar.
Puti ajak teman-teman kantornya supaya kita bias private trip. Putek mau ajak
temannya tapi ga jadi karena ternyata dia ga bisa. Saya ajak teman kantor juga,
tapi ga ada yang mau karena abis lebaran takut jetlag abis libur lebaran. Tapi
sayangnya kita ga jadi private trip karena kami bersepuluh, sedangkan jika mau
private trip minimal 16 orang.
Kami
berangkat di hari Jumat malam tanggal 22 Juni 2017 karena harus sudah sampai di
Pelabuhan Paku di Sabtu pagi. Saya, Putek, Puti, Nopi ngumpul di Stasiun Tanah
Abang jam 21.00. Dari stasiun, naik grab car ke mall Slipi Jaya. Terus kami
bertemu dengan teman-teman Puti yang ikut, ada mba Ayu, mba Ade, Tiara, Dila,
Putri, Dini. H-2 hari kami dibuatkan grup whatsapp bagi yang ikut open trip
ini. Kami dianjurkan untuk membawa makanan untuk sarapan di hari Sabtu, karena
harga makanan di dekat dermaga tidak masuk akal alias mahal. Jadinya kami beli
CFC yang ada di mall Slipi. Untungnya belum tutup mallnya.
Waktu
sudah menunjukkan pukul 22.00 tetapi belum berangkat juga, kata tour leadernya
masih nunggu 2 orang peserta lagi. Kami berangkat naik bus umum ke Cilegon
pukul 22.40. Tiba di Simpang Cilegon pukul 24.00. Peserta open trip ada lebih
dari 20 orang, bus yang pertama agak penuh jadinya ga semua peserta bisa
terangkut, jadinya ada yang naik di bus berikutnya. Saya dan teman-teman naik
bus pertama dan tiba duluan. Kami harus menunggu bus berikutnya yang datang
agar bisa berangkat bersamaan untuk naik angkot. Kami melipir ke alfamart untuk
nunggu bus berikutnya, karena disana agak serem dengan abang-abang angkot yang
ngetem disitu. Nawarin angkotnya maksa banget, udah kayak mau ngapain aja. Jam
01.00 kami naik angkot charteran. Berhubung kami bersepuluh, pas banget naik
satu angkot. Perjalanan lancar karena jalanan masih sepi di tengah malam. Kami
tiba di Pelabuhan Paku jam 01.30.
Sesampainya
di Pelabuhan Paku, tour leadernya mengarahkan kami ke sebuah masjid di dekat
dermaga. Namanya Masjid At-Taqwa. Kata tour leadernya, kita jadi musafir dulu
ya, tidur di masjid. Okee kita lagi backpackeran ceritanya hahaha….
Berhubung
udah ngantuk berat, jadinya tidur dimanapun juga jadi. Jam 04.30 kami semua
terbangun karena kaget dengan suara murattal yang dinyalakan dengan suara
sangat kencang. Saya rasa marbot masjidnya sengaja menyalakan dengan suara
kencang supaya kami semua bangun. Tujuannya tercapai pak. Makasih udah
dibangunin, tapi cukup ngagetin juga sih.
Setelah
sholat subuh, kami sarapan CFC yang semalam kami bawa. Katanya makanan junk
food gini awet karena nasinya beda. Benar saja, nasinya ga basi dan aman
dimakan. Setelah makan kami beberes untuk ganti baju untuk snorkling. Kata tour
leadernya, dari dermaga kita langsung snorkling, makanya kami ganti bajunya di
masjid sebelum naik kapal.
Pukul
07.55 kami berangkat naik kapal menyeberangi lautan menuju Pulau Sangiang. Kami
berlayar naik kapal kecil berkapasitas sekitar 15 orang. Selama perjalanan
laut, kami menikmati pemandangan laut yang luas. Sejauh mata memandang, laut
semua. Kemudian kami melewati hutan bakau. Ada monyet bergelantungan disana. Kami
sampai di Pulau Sangiang pukul 08.40. Terus kata tour leadernya, bisa ganti
baju untuk snorling disini. Hellooo kemarin dibilangnya ganti baju di dermaga
aja, tapi sekarang malah begini. Ya udahlah yaa maapin aja tour leadernya,
mungkin dia lelah.
Kami
berangkat untuk snorkling ke legon waru, legon bajo jam 09.00. Kami tiba di
spot snorkling jam 09.45. Saya ga bisa berenang, meskipun pakai pelampung,
tetap aja ada rasa takut. Jadinya saya ga mau jauh-jauh dari kapal. Oh ya air
lautnya asin banget loh, lebih asin daripada di air Belitung hahaha
*gapentingbanget*
Setelah
puas snorkling, kita kembali ke dermaga Pulau Sangiang menuju home stay. Dari
dermaga, kami harus berjalan kaki menuju home stay. Home staynya hanya rumah
kayu sederhana, tapi lumayan untuk tidur. Setelah bersih-bersih, saya dan Putek
menuju Pantai Sepanjang yang terletak di dekat home stay untuk foto-foto.
Pantainya bersih dengan pasirnya yang putih. Pemandangannya bagus, ada ayunan
dan beberapa spot yang disediakan untuk foto-foto. Ada hammock juga, jadi bisa
tiduran di hammock.
Kemudian
pukul 16.00 saya dan Putek kembali ke home stay untuk kumpul dengan rombongan
open trip untuk tracking ke Goa Kelelawar, Bukit Begal, dan Puncak Harapan.
Tracking menuju Goa Kelelawar cukup melelahkan, maklum jarang olahraga, terlebih
ga bawa air minum. Saya kira trackingnya ga jauh dan ga terlalu nanjak,
ternyata lumayan juga menanjak dan menurun. Kami melewati pepohonan, ada
rawa-rawanya juga, jalan bebatuan. Destinasi pertama adalah Goa Kelelawar. Di
dalam Goa Kelelawar ada air dari laut, jadi ombak berdebur di dalam goa
menampilkan pemandangan yang bagus dan jarang terlihat.
Goa Kelelawar |
Selanjutnya
kita menuju Puncak Harapan. Pemandangannya ga kalah bagus. Ada padang savana
juga, jadi berasa di Sumba, pokoknya paket lengkap deh ya. Kemudian kita jalan
lagi untuk kembali ke home stay. Ternyata keluarnya ke Pantai Sepanjang. Kita
sampai di pantai sekitar jam 18.00, berarti trackingnya sekitar 2 jam pulang
pergi ditambah foto-foto. Setelah kembali ke home stay, makan malam dan acara
bebas. Kebetulan ada yang menerbangkan lampion di pantai, tapi saya males jalan
ke pantai jadinya liat dari home stay aja. Disana ada anjing yang berkeliaran,
tapi jinak sih, dia malah takut manusia, manusianya takut sama dia hahaha…
Oh ya
kalau mau ke Sangiang, harus banget bawa senter, sebenernya bisa dari
flashlight hp, tapi pake senter lebih terang. Disana minim listrik, jadi kalau
mau jalan keluar harus pake senter. Satu lagi, toiletnya itu ada di luar,
semacam toilet umum. Jalan dari home stay ke toilet deket sih, tapi gelap,
makanya senter itu penting banget biar ga jatuh gara-gara kesandung sesuatu
atau nabrak sesuatu hahaha…. Listrik disana dinyalain ketika malam hari aja, jadi kalau mau
ngecharge hp, bisanya malam hari. Sebaiknya bawa powerbank untuk antisipasi dan
supaya pas di malam hari ga rebutan buat ngecharge.
Sambil
menikmati lampion yang diterbangkan, ada api unggun di dekat pantai. Ga lama
hujan deras dan ternyata home staynya kebocoran. Untungnya spot bocornya ga
banyak, jadi tetep bisa tidur.
Pagi
harinya setelah subuh, kita siap-siap untuk mendaki ke Puncak Arjuna untuk
melihat sunrise. Kami jalan jam 06.00, itung-itung olahraga pagi. Jalan
menanjak melewati pepohonan dan rerumputan yang tinggi. Sampailah di Puncak
Arjuna. Sayangnya lagi mendung, jadinya ga dapet sunrise deh. Meskipun bergitu,
pemandangannya tetep kereeen… Disana ada beberapa kursi untuk menikmati pemandangan, tapi harus
hati-hati yaa, karena bawahnya jurang. Kalau selfie harus utamakan keselamatan.
Setelah
puas berfoto, kami ke pantai untuk foto-foto dan menikmati suasana di pinggir
pantai. Selain itu juga untuk cari sinyal hehehe…. Kami kembali ke homestay untuk siap-siap pulang. Oh
ya tas-tas kita yang berisi baju bisa dititipin untuk dibawa ke dermaga pakai
gerobak yang ditarik motor. Alhamdulillah banget, jadinya ga capek bawa barang
bawaan berat. Sesampainya di dermaga, rasanya haus banget karena mataharinya
sudah naik ke atas (tengah hari), untungnya ada warung yang jualan minuman.
Harganya masih masuk akal dan ga mahal kok.
Kami
semua naik kapal menuju Pelabuhan Paku. Perjalanan pulang cukup mendebarkan
karena kipas yang ada di bawah kapal tersangkut dengan karang, jadi kapalnya ga
bisa jalan. Tersangkut karang karena air laut di daerah hutan bakau sedang
surut. Bapak kenek kapal berenang untuk mengecek kipas kapal. Tidak beberapa
lama kemudian, kapal sudah bisa berjalan kembali. Alhamdulillah. Gelombang air
laut cukup kencang dan matahari sedang terik sekali. Jam 13.25 kami tiba di
Pelabuhan Paku, Anyer. Sesampainya di pelabuhan, kami menuju masjid untuk sholat,
lalu makan mie ayam yang ada di dekat pelabuhan. Mie ayamnya enak loh dan
harganya murah.
Jam
14.30 kami naik angkot carteran yang dipesan tour leader. Kemudian kami naik
bus ke arah Jakarta. Ternyata bus yang kami naiki penuh banget, ga dapat tempat
duduk tapi keneknya bilang nanti banyak yang turun di Serang, deket kok.
Jadilah berdiri sampai di Serang. Untungnya jalanan tidak macet, jam 18.00 kami
tiba di terminal Kampung Rambutan. Lalu kami lanjut naik ojol sampai ke rumah.
Terima
kasih Sangiang dan teman-teman.
Sampai
ketemu lagi di trip selanjutnya…. J
Komentar
Posting Komentar