SELF


S     E     L     F

Kami dipertemukan 3 tahun yang lalu saat duduk di tingkat 2 universitas atau sekitar pertengahan 2012. Kami masuk di kelas 2EB01. Saat tingkat 1, saya sekelas dengan Lutfia di kelas 1EB03. Saya pun sudah kenal dengan Fani karena kami pernah menjadi partisipan di sebuah UKM universitas. Saya belum mengenal Erie, saya berkenalan saat hari pertama masuk kuliah di tingkat 2. Itu juga karena dia sudah berteman dengan Fia sebelumnya. Fia itu panggilan dari Lutfia. Tapi Erie sering panggil Fia dengan sebutan “mimi”, yang pastinya ada cerita di balik panggilan tersebut.


Ketika masuk kuliah di hari pertama saat tingkat 2, merasakan sesuatu yang berbeda. Kami berasal dari kelas yang berbeda-beda. Teman yang sekelas dengan saya dari tingkat 1, hanya Fia dan Fanny Octania Zuari, tapi Fany masuk sarmag. Kebetulan saya, Fani, Fia, dan Erie dipanggil ikut sarmag dan diterima sarmag juga, tetapi kami tidak masuk sarmag dengan alasan masing-masing.

Di awal pertemuan, kami berteman seperti biasa. Tidak terlalu dekat, hanya sebatas teman di kelas. Saat itu kami juga belum punya HP yang support untuk pakai aplikasi Whatsapp. Jika ada sesuatu atau ingin mengerjakan tugas kelompok, kami hanya mengandalkan sms. Kemudian satu per satu dari kami punya HP yang support untuk aplikasi Whatsapp. Setelah semuanya punya aplikasi WA, barulah kami membuat grup di WA.

7 Juni 2014 saya membuat grup untuk kami berempat, agar memudahkan dalam komunikasi. Awalnya saya bingung mau menamakan apa grup ini, akhirnya dinamakan Little Group of 3EB01. Kami baru punya grup di tingkat 3. Pembahasan pertama kali adalah ngomongin tugas kelompok Akuntansi Keuangan Lanjut. 



Perbincangan kami di grup ga jauh-jauh mengenai tugas di perkuliahan. Saya dan Fia dosen pembimbing PI nya sama, begitupun Fani dan Erie  dosen pembimbingnya sama. Kami membahas terkait sidang PI nanti, tugas kelompok, tugas individu, izin kalau ga bisa masuk,  ngasih kabar kalau dosen sudah datang, nanya ruangan kelas dimana karena kadang lupa atau ruangannya pindah, bercandaan, saling menyemangati, juga curhat. Tapi jarang sih kalau curhat, kebanyakan ngebahas tugas.

Nama grup WA kami sempat beberapa kali ganti, karena kami tidak punya nama genk. Nama yang pertama kali itu “Little Group of 3EB01”, itu untuk memudahkan ngerjain tugas kelompok. Kemudian berganti nama karena yang kami bahas tidak hanya tugas kuliah saja. Semenjak tingkat 3, persahabatan kami semakin erat. Yang dibahas di grup juga mengenai kisah percintaan, curhatan-curhatan, penyemangat di kala sedih dan dalam mempersiapkan sidang, banyak deh. Kemudian tanggal 3 Agustus 2014 Fia mengganti nama grup menjadi “a Piece of EB01”.  


Lalu di tanggal 28 Oktober 2014 nama grupnya diganti Fia lagi menjadi gambar. Katanya supaya grupnya gampang dicari. 


And then di tanggal 17 April 2015, nama grupnya diganti menjadi SELF. Nama yang sebelumnya menjadi nama brand kita saat ikut pameran SMESCO. SELF itu merupakan singkatan dari nama kita berempat, yaitu Sarah, Erie, Lutfia, dan Fani.



 Ceritanya kita berempat mau membiasakan diri ngomong pakai Bahasa Inggris. Makanya kami tetapkan hari Rabu sebagai English Day. Pertama kalinya dipraktekkan, agak ribet juga ya kalo ga punya banyak vocabulary, alhasil hari itu kita jarang ngomong. Paling ngomongnya campur-campur, agak kaku, dan sedikit diperagain karena ga tau itu Bahasa Inggrisnya apa. Lucu juga sih kalo diingat-ingat.

Waktu yang kita lalui bersama sudah cukup lama, membuat kita semakin dekat. Meskipun kita itu jaraaaang banget jalan-jalan untuk sekedar kongkow dan jajan cantik di luar ataupun wisata ke suatu tempat. Kami cuma pernah ke Monas, naik bis tingkat, Kebun Raya Bogor, dan terakhir ke Pasar Santa. Jalan-jalan ke Detos atau Margo berempat pun baru beberapa kali. Mungkin karena kita sibuk dengan urusan masing-masing.





Tanggal 10 November bisa dibilang merupakan sejarah buat kita. Hahaha mungkin sedikit lebay. Karena saat itu kita saling curhat dengan kehidupan masing-masing. Tangisan pun tidak terbendung, hingga diakhiri dengan canda tawa karena rahasianya terbongkar dan cukup kita berempat yang tau. Jadi merasa bersalah juga karena selama ini kurang peka dengan keadaan satu sama lain. Dari kejadian itu bisa diambil hikmahnya. Saya sadar dan jadi mengerti dengan keadaan mereka yang seperti itu. Perjuangan hidup Erie sangat luar biasa. Saya tidak pernah menyangka Erie punya masalah seperti itu, dia kuat menjalani ini semua. Wajar kalau dia kita sebut “perjaka”. Karena memang Erie yang paling tangguh di antara kita berempat dan yang paling cewe atau girly itu Fia karena selain suka banget sama warna pink, dia lebih cewe dibanding yang lain. Saya dan Fani pun baru tau kejadian yang terjadi oleh Fia baru-baru ini. Memang sebelumnya tidak pernah cerita. Entah karena kita punya kesibukan masing-masing makanya kita jarang curhat masalah pribadi.

Kita berempat punya banyak persamaan dan perbedaan satu sama lain. Check this out...

Pertama, kita berempat punya golongan darah yang berbeda. Sarah goldarnya B, Erie goldarnya AB, Fia goldarnya A, dan Fani goldarnya O. Karena goldar kami berbeda, kami memiliki sifat yang berbeda-beda pula. Fani pernah ngasih kita hadiah berupa gantungan kunci goldar untuk masing-masing, lucu deh gantungan kuncinya. Terima kasih Fani J



Kedua, saya dan Erie sama-sama jadi asisten di Monitoring Mahasiswa (barcode) sedangkan Fani dan Fia sama-sama jadi asisten lab di Laboratorium Akuntansi Dasar. Jadi kami saling cerita terkait tempat kerjaan. Meskipun gajinya tidak seberapa, tapi ini dijadikan pengalaman dan menambah teman juga.

Ketiga, saya anak pertama, Fia dan Erie sama-sama anak kedua alias tengah-tengah, dan Fani anak terakhir. Saya anak pertama dari 5 bersaudara, Erie anak kedua dari 4 bersaudara, Fia anak kedua dari 3 bersaudara, dan Fani anak ketiga dari 3 bersaudara. Bisa berurutan gitu ya.
Jadi bisa dibilang Fia itu kakak pertama, karena yang paling tua umurnya, lalu Erie sebagai kakak kedua, Fani sebagai kakak ketiga, dan saya sebagai adik. Di antara kami berempat saya yang paling muda.

Keempat, hari ulang tahun kami berdekatan. Fia dan Erie beda 4 hari, tapi kayak beda setahun karena Fia di akhir tahun dan Erie di awal tahun. Saya dan Fani beda 10 hari di bulan yang sama. Jadi kalau mau ngasih kado, agak lucu juga sih triknya hahaha.... Cukup kami berempat saja yang tahu hehe... Terus kalau traktir kita suka patungan berdua, untuk menghemat budget hahaha maklum mahasiswa uangnya terbatas.

Kelima, alhamdulillah kami berempat mendapatkan beasiswa, meskipun dari beasiswa yang berbeda. Saya mendapat beasiswa prestasi, Fani mendapat beasiswa PPA, Fia dan Erie mendapat beasiswa Pemprov DKI. Alhamdulillah J

Kami juga sering ngomongin sesuatu yang ujung-ujungnya ke jodoh. Aduuuh entah karena sudah tingkat akhir atau kenapa, jadinya menjurus kesitu terus. Kita tunggu saja nanti, siapa yang duluan menikah.

Suatu ketika, saya mendapat postingan yang katanya wanita menang nolak, laki-laki menang milih. Jadi maksud dari postingan tersebut adalah wanita memang seharusnya dipilih, sedangkan laki-laki memilih. Sebab, ketika seorang perempuan menyukai seorang laki-laki dan mengungkapkan rasa cintanya, tetapi laki-laki tersebut malah menolaknya maka perempuan itu akan merasakan sakit yang tidak terkira. Lain halnya dengan laki-laki, ketika seorang laki-laki mengungkapkan cintanya kepada seorang perempuan dan kemudian ditolak, maka laki-laki itu akan mencari cara lain agar cintanya diterima. Dia akan melakukan berbagai macam cara, dia tidak akan sakit hati. Itulah alasannya mengapa sebaiknya perempuan tidak memulai dahulu suatu hubungan.

Saya sangat mengukai kalimat ini dari postingan tersebut, “Wanita tidak diciptakan dari tulang kepala laki-laki karena bukan untuk dijadikan majikan. Dan bukan pula dari tulang kaki laki-laki karena bukan untuk dijadikan budak. Tapi wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki karena dekat dengan tangan dan hati. Dekat dengan tangan karena perlu dilindungi. Dan dekat dengan hati karena perlu dicintai.”

Back to the topic...

Kami melalui suka duka bersama, cieee. Di saat yang lain down, kami menyemangati. Saya pun diberi semangat ketika down saat itu. Saya tidak bisa cerita disini. Pokoknya kami saling menyemangati. Di saat salah satu menangis, berusaha dihibur dan dikuatkan. Kami pun tertawa bersama ketika ada gurauan.

Ketika skripsi tiba, masa-masa sulit bagi mahasiswa tingkat akhir, saling menyemangati agar skripsi tidak terlantar dan supaya terus kejar dosen pembimbing sampai dapat ACC. Tapi sayangnya kami tidak bisa menyelesaikan skripsi berempat karena salah satu dari kita yaitu Erie dipanggil Allah.

Tidak pernah kami duga Erie akan pergi secepat ini. Ingat masa-masa sulit dulu ketika berjuang PI bersama, berjuang untuk ketemu DP yang super duper sibuk, perjuangannya yang luar biasa, kisah cintanya, kisah persahabatannya, dll.

Di akhir bulan Februari, saya, Erie, dan beberapa anak barcode pergi jalan-jalan ke Malang dan Bromo. Saat itu kondisi kesehatan Erie mulai memburuk, saat hari terakhir ke Bromo dia bilang sebenarnya kurang enak badan tapi dia memaksakan diri untuk mendaki Bromo sampai atas. Tidak lama sepulang dari Malang, Erie sering sakit. Dia sering batuk-batuk dan badannya juga sering panas tinggi. Dia sering cerita di grup kalau dia panas tinggi, tapi dia cuma minum obat biasa dan dia tidak terlalu merasakan sakitnya itu. Terus juga dia sering ga makan, malah minum kopi. Duuuh kami sudah mengingatkan untuk makan yang teratur supaya sehat lagi. Dia juga pekerja keras, meskipun badannya sedang kurang sehat tapi tetap masuk barcode dan kuliah. Dari kami berempat, Erie yang paling rajin masuk kuliah. Saya dan Fani sering izin karena ikut organisasi, Fia terkadang juga ga masuk karena pulang ke rumah (maklum anak kost) atau lainnya. Bahkan ketika kami ajak untuk ikut seminar, dia tidak mau ikut karena ada kuliah. Bahkan di saat terakhir, kami meninggalkannya sendiri di kelas. Saat itu ada kuis, tetapi saya tidak masuk karena ikut seminar, Fia lagi di Surabaya karena ada acara keluarga, Fani juga tidak masuk tapi saya lupa kenapa. Jadinya Erie sendirian dan kuisnya itu menyangkut tugas kelompok. Kelompoknya itu saya, Erie, Fani, Fia, dan Rena. Rena juga ikut seminar. Akhirnya Erie ngerjain kuis sendiri, dia tidak bisa kerja sama dengan teman kelompoknya karena tidak ada yang masuk selain dia di kelompok itu. Maaf ya Rie...

Erie memang paling pantang untuk tidak masuk kuliah karena dia membiayai kuliahnya dengan uangnya sendiri. Dia hanya mau meninggalkan kuliahnya ketika bertemu dengan idolanya yaitu Bambang Pamungkas. Erie pokoknya paling the best deh, rajin banget.

Sejak dari Malang, memang Erie sering bilang dia sakit panas, terus juga batuk-batuk, karena sudah berlangsung lama kami membujuk dia untuk memeriksakan kondisinya ke dokter, minimal puskesmas. Untuk mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya itu. Saya beranggapan apakah Erie kena tipes atau DBD? Karena ciri-cirinya hampir sama, badannya itu panas ketika malam, lalu panasnya turun di siangnya. Jadi panas turun terus. Tapi dia selalu beralasan iya nanti, nanti terus. Sampai suatu ketika saat UTS, dia pulang dengan Harits (pacarnya), kita suruh Harits buat nemenin dia ke dokter buat memeriksakan kesehatannya. Ternyata dia tidak jadi periksa ke dokter juga.

Di akhir bulan Mei, saya dan Fani mau traktir Erie dan Fia ke Pasar Santa. Tapi kita bingung mau naik apa kesana, akhirnya kita minta tolong Erie buat ngajak Harits dan bawa mobil kesana. Alhamdulillah Haritsnya mau dan bisa, meskipun ga tau pasti rutenya, akhirnya kita sampai juga disana. Tapi sayangnya banyak toko yang tutup karena di hari Senin, kita ga tau kalau di hari biasa akan sedikit toko yang buka. Kita pergi kesana setelah UTS. Moment saat pergi kesana itu adalah moment terakhir kita jalan bareng-bareng berempat dengan lengkap. Karena setelahnya kita ga akan pernah lengkap lagi. Sayangnya moment itu ga diabadikan dengan foto, kita cuma foto makanannya. Nyesel banget kenapa kita ga foto bareng saat itu. Padahal ada yang bisa motoin kita. Mungkin juga karena suasana di tempat itu kurang terang, tapi kan bisa foto pas di mobil. Tapi sudah terlanjur, waktu tidak bisa diulang lagi.

Kemudian 5 hari setelah ke Pasar Santa rencananya kita berempat mau pergi trip 3 pulau, kita berempat udah bayar biayanya dari beberapa hari yang lalu untuk booking tempat, tapi H-1 tiba-tiba Erie ngebatalin buat ikut karena dia ngerasa ga enak badan lagi, lemes banget katanya. Dia takut besoknya kecapean dan pulangnya kenapa-kenapa. Sayang banget padahal, karena dia udah bayar juga, tapi kesehatan dia lebih penting. Dia istirahat di rumah untuk sementara waktu. Dia sempat cerita udah nemuin obat yang cocok, karena dia merasa agak baikan dan keliatan seger lagi, tadinya dia mau cek ke dokter, tapi ga jadi karena udah mendingan.

Tidak terasa ternyata sudah lama ga kumpul lagi dan ketemu di kampus. Pas sudah mulai masuk kuliah setelah UTS, saya sering izin karena ada kegiatan lain. Jadinya udah lama ga ketemu secara langsung sama mereka. Sudah 2 minggu saya ga ketemu, kemudian di minggu ketiga, Erie ga masuk karena sakit.

Pada tanggal 22 Juni 2015 saya tanya gimana keadaannya Erie? Apa udah cek darah? Akhirnya Erie cerita kalau dia kemarin ke puskesmas dan kata dokter ga perlu cek darah. Sekarang lagi kurang darah dan lemes. Di saat seperti itu pun dia masih nanyain tugas apa di kampus? Dia kan ga masuk dan ga ikut presentasi, jadinya dikasih tugas, dan dia masih nanyain tugasnya apa aja dan ngapain aja, padahal masih sakit. Emang deh dia paling rajin untuk hal seperti ini. Kita hanya bisa menyarankan untuk minum obat yang teratur, makan yang teratur, tidur yang cukup. Karena sebelumnya Erie itu jarang banget makan. Waktu dulu, pas kita bertiga makan nasi, dia cuma jajan cemilan dengan alasan masih kenyang. Dia juga sering minum kopi, bukannya makan malah minum kopi. Rie... Rie... Bahkan di saat itu dia mau masuk kuliah, minta didoakan supaya cepet sembuh dan masuk kuliah lagi. Emang deh semangat kuliahnya sangat kuat. Kita kangen ngeliat dia yang ceria dan perjaka. Sejak sakit, dia semakin kurus. Makan nasi pun cuma sedikit, keceriaan dia perlahan-lahan berkurang karena dia sering batuk-batuk juga dan lemes.

Di balik percakapan di grup, saya PM Fia menanyakan Erie sebenarnya sakit apa sih? Di grup dia ga bilang sakit apa. Terus katanya Fia, Erie sakit GERD, semacam sakit asam lambung akut. Astaghfirullah. Tapi Fia bilang, katanya dulu dia juga pernah sakit itu dan sekarang udah sembuh dan sehat. Hal itu karena minum obat dan makan teratur. Mendengar seperti itu saya merasa agak lega karena berarti penyakit itu bisa disembuhkan. Saya berharap dan berdoa supaya Erie sembuh seperti dulu, ceria lagi, dan bisa main sama-sama lagi.

Esok harinya Erie bilang abis diinfus, ya Allah kita semua kaget. Dia tadinya mau dibawa ke rumah sakit tapi ga jadi, malah panggil dokter. Dia izin juga buat ga ikut ujian praktikum besok.
Tanggal 24 Juni 2015 merupakan hari terakhir kita bercakap-cakap di grup. Kita kangen Erie, Erie juga kangen kita. Terus Fani ngasih tau tugas pengganti presentasi buat Erie. Percakapan pun berakhir di sore hari.

Pada tanggal 26 Juni 2015 saya mendapat kabar buruk dari grup barcode tanpa Erie, katanya Erie masuk rumah sakit semalam. Kami semua kaget. Kami berencana untuk menjenguk ke rumah sakit besoknya. Sebelumnya saya punya grup dengan Fani, Fia, dan Rena. Di grup itu Rena yang mengabarkan Erie masuk rumah sakit. Awalnya kita berempat ingin ke rumah Erie buat menjenguk langsung, yaitu di hari Senin nanti tanggal 29 Juni. Tapi karena mendapat kabar buruk tersebut, kami memutuskan untuk jenguk besok. Jadi anak barcode dan SELF mau jenguk bareng di hari Sabtu.

Di tanggal 27 Juni 2015 hari Sabtu, kami berangkat bareng ke rumah sakit dengan naik motor dari kampus. Karena saat itu saya lagi tugas di barcode, jadi izin sebentar. Nah sesampainya disana, anak barcode jenguk duluan karena saya masih nunggu Fia, karena Fia berangkat dari rumah. Terus ketemu ka Grahadi juga. Pas Fia datang, kita langsung ke ruangan Erie. Kitanya itu saya, Fani, Fia, dan ka Grahadi. Berhubung anak barcode masih di ruangan, kita tunggu dulu, karena ga muat kalau masuk semuanya jadi harus bergantian. Pas anak barcode keluar, kita masuk. Erie terlihat lemes banget, semakin kurus, kasian banget liatnya, nafasnya pun cukup sulit. Ternyata dia agak sesak nafas juga. Dia duduk di tempat tidur, katanya kalau tiduran malah sesak nafas. Kita ngobrol-ngobrol, bercanda juga, kangen bareng-bareng lagi, kumpul bareng lagi, canda tawa bersama. Kita ga ungkit-ungkit tugas kuliah karena nanti dia kepikiran lagi. Erie kan orangnya gampang kepikiran, kalau kepikiran asam lambungnya bisa naik. Fokus untuk kesehatannya dulu. Kita suruh makan bubur juga yang ada disitu, tapi dia bilang udah kenyang. Dan keadaan di ruangan itu cukup sumpek karena AC mati, di ruangan ada 6 orang yang sakit, jadi sirkulasi udara kurang bagus. Erie sempat merasa kegerahan, terus ka Grahadi ngipasin, eh Erie malah kelagepan, jadi sesak nafas lagi. Duh ka Grahadi terlalu kencang ngipasinnya, kasian kan Erie nya. Kemudian setelah kita rasa cukup temu kangennya, kita pamit pulang. Kita berdoa bareng untuk kesembuhan Erie. Berharap Erie cepat sembuh dan kembali berkumpul lagi. Terus saya, Fani, dan Fia ke mushola buat sholat zuhur. Ka Grahadi tetap di ruangan untuk menemani Erie. Pas di mushola selesai sholat, saya posting di grup kelas yang tanpa Erie ngasih tau kalau Erie masuk RS, sekiranya ada yang mau membantu untuk meringankan biaya rumah sakitnya dan untuk minta doa supaya Erie cepat sembuh. Setelah itu saya kembali ke kampus lagi untuk barcode.

Tanggal 28 Juni 2015, setelah sholat subuh saya tidur lagi karena hari Minggu. Kemudian saya baru bangun sekitar jam 08.30. Saya langsung nyalain hp, ada chat banyaaak banget di grup kelas. Saya kok jadi deg-degan ya, aneh aja karena ga biasanya grup kelas seramai itu, sampai ratusan chat. Saya buka grupnya, baca dari atas dan kemudian saya kaget, saya ga percaya, semakin saya baca chatnya sampai ke bawah ternyata beritanya benar. Kabar duka dari sahabat tersayang Erie Anggraeni, meninggal di Minggu pagi. Ya Allah saya ga percaya Erie pergi secepat itu, baru kemarin saya dan teman-teman menjenguk dia, tapi sekarang mendengar kabar duka. Sediiih banget, nangis, perasaan ga karuan. Menyesal kenapa saya baru bangun tidur? Di grup itu sekaligus menanyakan rumah Erie dimana dan rutenya gimana. Fani juga baru tahu kabar duka ini jam 09.30 karena hp dia mati karena lagi dicharge. Fani berangkat sendiri naik motor mengandalkan GPS.

Nah setiap hari di pagi hari saya harus mencuci baju, makanya setelah saya baca chatnya, saya langsung mencuci baju, ngebut banget, terus mandi. Teman-teman ngumpul di kampus untuk berangkat bareng buat yang naik motor. Grup barcode juga ramai dengan kabar duka ini. Sayangnya saya sudah terlanjur telat untuk ikut berangkat bareng dengan teman kelas. Saya baru sampai di kampus jam 11.00. Ternyata belum lama teman kelas baru berangkat. Tapi saya barengan sama teman barcode. Saya dan beberapa teman lainnya menunggu teman yang mau ikut ke rumah duka, kami baru berangkat jam 12.00.  Ketika tiba di rumah duka, jenazah Erie sudah disholatkan dan sedang dikuburkan. Kami langsung ke makam yang letaknya tidak jauh dari rumah duka dan disana sedang didoakan. Fani juga baru sampai, Fia sudah sampai duluan. Sedih, ga percaya, nyesek, tapi harus ikhlas melepas sahabat tersayang. Doa kami menyertaimu. Setelah selesai, kami kembali ke rumah duka. Mengobrol sebentar dengan ibunya Erie, menghibur ibunya Erie supaya sabar dan ikhlas. Ketika berbicara dengan ibunya Erie, katanya pas hari Sabtu itu sebenarnya keadaannya sudah lebih baik, sudah mau makan, sebelumnya susah banget makan, makanya diinfus biar tetap ada asupan makanannya. Terus juga ibunya bilang, selama di rumah sakit Erie ga pernah tidur, karena kalau dia tiduran dia jadi sesak nafas, makanya dia ga mau tiduran. Terus saya tanya, emangnya ga dikasih obat tidur sama dokternya? Kan kasian kalau ga bisa tidur sama sekali, malah ga istirahat. Dikasih obat tidur, tapi cuma sebentar reaksinya. Tidurnya pas siang, itu juga ga lama. Pas dikasih obat tidur lagi, ga ngaruh sama sekali. Dia ga mau tidur juga karena nyesek kalau berbaring tiduran. Setelah itu kami pamitan pulang.

Mulai saat itu, berarti SELF tidak akan pernah lengkap lagi. Meskipun begitu, kami tetap mengusahakan untuk tetap bersilaturahmi dan menjaga komunikasi.


Kalau kata Fani, “Saat ini kita lagi jalan masing-masing dulu. Fia jalan ke kanan, Sarah ke depan, Fani ke kiri. Nanti kita ketemuan lagi di jalan bernama kesuksesan. Terus Erie udah nunggu di jalan yang paling akhir. Dimana di belakang udah ga ada jalan lagi.” :'( 

Sampai jumpa sahabatku yang hebat, Erie… Semoga kamu berbahagia disana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Boneka dari Kertas

Drama Kesehatan

Judul Jurnal (Referensi Skripsi)