Ikut SPM Part 2
Berlanjut dari
tanggal 12 kemarin, saya ikut Sekolah Pasar Modal di hari kedua. Hari ini saya
tidak diantar ayah, jadi saya naik busway. Dari rumah saya berangkat jam 6.55. Dari
rumah saya naik metromini 75 menuju halte busway Jatipadang. Sesampainya di
halte busway, sudah banyak yang antre menunggu busway lewat. Saya tunggu terus
sampai ada buswaynya, tetapi sekalinya ada sudah penuh penumpang sehingga
sedikit saja yang naik. Saya heran, kok busway yang datang hanya sedikit
sekali. Padahal yang mau naik busway sudah banyak dan tidak ada habisnya.
Waktu
menunjukkan pukul 08.00, saya menjadi panik karena SPM nya mulai jam 09.00
sedangkan saya masih jauh untuk kesana. Hingga pukul 08.15 akhirnya saya tidak sabar
untuk menunggu busway yang tak kunjung datang. Yang sering lewat adalah kopaja
AC. Akhirnya saya memutuskan untuk naik kopaja AC S602. Sebenarnya saya sendiri
belum pernah naik kopaja itu, tetapi karena saya melihat kopaja AC yang
sebelum-sebelumnya ada tulisan rute yang dilewati. Disitu ada tulisan “Komdak”,
jadi saya coba naik aja, daripada saya nunggu terus. Ketika disana saya cukup
lega karena kata keneknya lewat komdak. Oke. Karena penuh, saya berdiri dari
masuk hingga sampai di komdak. Untung aja keneknya baik, karena saya hanya
punya tiket busway, tadi kan saya niatnya mau naik busway, tapi gak dapat-dapat
sampai jam segini. Lalu saya membayar uang sesuai tarifnya yaitu Rp 5.000. Kata
keneknya sih, sebenarnya ini gak boleh, tapi ya sudah. Saya jelasin aja kalau
saya gak niat naik ini, makanya gak punya tiket. Lagian juju raja, saya gak
tahu kalau bayar kopajanya juga di loket busway, saya kira bayarnya di
kopajanya, karena saya pernah melihat kenek yang ngencrengin uang receh buat
minta uang seperti kenek kopaja biasa. Mungkin saya salah lihat, ternyata keneknya
sedang minta tiketnya.
Di perjalanan saya cukup
ketar-ketir karena seperti yang semua orang tahu bahwa jalur busway sering
tidak steril karena banyak kendaraan yang lewat jalur busway untuk melewati
kemacetan. Saya lihat depan dan belakang banyak motor yang lewat berkerumun
layaknya semut ckck. Jadilah jalannya agak tersendat. Tetapi kejadian ini tidak
terlalu lama, karena setelah itu jalanan lancar. Alhamdulillah.
Sesampainya di
komdak, saya turun dari halte busway. Lewat jembatan penyeberangan yang
panjaang banget. Lalu jalan kaki menuju Bursa Efek Indonesia. Dan sampailah
saya di BEI jam 09.00. Bisa pas banget kayak gitu ya hahaha. Alhamdulillah tidak
jadi telat. Terima kasih kopaja AC, kalau ga ada kopaja itu mungkin saya belum
sampai disini.
Saya menunggu Fia di
tempat nunggu taksi. Tidak lama kemudian dia datang. Ternyata dia juga terjebak
macet, sehingga harus naik ojek dari Kalibata. Memang ya Jakarta itu selalu
macet mulai dari pagi hingga malam. Inilah nasib ibukota karena banyak yang
mencari nafkah ke Jakarta.
Di SPM kita diajarkan
bagaimana cara membaca analisis teknikal, yaitu menilai suatu saham berdasarkan
trend, harga dan volume di masa lampau. Lalu juga diberitahu kapan sebaiknya
membeli saham dan menjual saham agar bisa mendapatkan capital gain. Juga ada
simulasi ketika melakukan transaksi jual-beli saham.
Katanya sekarang itu
investasi yang sedang ‘naik daun’ dan menguntungkan adalah di bidang property dan
infrastruktur. Menjelang pilihan presiden tahun depan, infrastruktur akan
semakin maju karena pembangunan baru dimulai agar dilirik ketika mencalonkan
mejadi presiden. Memang nyatanya begitu sih, karena baru akhir-akhir ini
pembangunan semakin digiatkan, mulai dari buat jembatan, mengaspal, dan
lain-lain.
Selain itu, sekarang
pemerintah merencanakan untuk menaikkan harga bahan bakar umum (BBM) dalam
waktu dekat. Tetapi karena ada demo dari mahasiswa di berbagai wilayah makanya
pemerintah masih belum menaikkan harga BBM. Oleh karena itu, harga saham
menjadi jatuh dan turun. Tidak ada saham yang naik. Ini waktunya untuk membeli
saham, karena nanti setelah BBM naik maka harga saham akan naik. Dengan keadaan
seperti ini, para investor asing berbondong-bondong menjual sahamnya sehingga
harga saham jatuh. Oh iya perlu diketahui bahwa jumlah investor domestic tidak
sampai 400.000 orang padahal orang Indonesia ada sekitar 200 juta jiwa. Oleh karena
itu diadakanlah acara seperti ini untuk mengedukasi agar mau berinvestasi dan
memulainya dengan belajar terlebih dahulu. Acara berlangsung hingga pukul
16.00.
Entah kenapa kok
bisnya belum datang juga, padahal kemarin di waktu yang sama kita sudah naik
bis 640. Jam 17.05 kita baru naik dan bisnya penuh banget jadinya harus
berdiri. Dan entah kenapa juga hari ini macet banget, tidak seperti kemarin. Kemarin
sangat lancar, sedangkan sekarang macet banget. Akhirnya sampai di rumah jam
18.30. Alhamdulillah sampai dengan selamat.
Terima kasih kepada
Bursa Efek Indonesia atas ilmu yang diberikan dalam acara Sekolah Pasar Modal. Kegiatan
ini sangat bermanfaat sekali. Semoga nanti saya bisa mengaplikasikan ilmu ini
di kemudian hari. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar