2014 Full of Moments (Part 2)

Bulan Februari yang penuh dengan kenangan suka dan duka. Bulan Februari berlalu dan datanglah bulan Maret menyambut kami. Bulan Maret adalah bulan yang tidak pernah saya sangka akan mengalami ini. Kenapa? Yuk silahkan dibaca...

Pada bulan Maret, SEF (Sharia Economic Forum) mengadakan event tahunan yang terbesar yaitu GSENT (Gunadarma Sharia Economic Event) 2014. Pada GSENT tahun ini dilaksanakan pada tanggal 11-15 Maret 2014. Di GSENT ada rangkaian seminar, talkshow, hingga olimpiade ekonomi Islam Nasional. Tidak tanggung-tanggung, event ini telah kami siapkan sejak beberapa bulan lalu. Olimpiade ekonomi Islam Nasional ini baru diadakan pertama kali oleh SEF yang merupakan bagian dari rangkaian acara GSENT. Rangkaian acara GSENT berlangsung dengan baik, lancar, dan bagus. Tidak sia-sia kami mempersiapkan event ini berbulan-bulan. Alhamdulillah...



Setelah GSENT berakhir, saya dikagetkan dengan kabar yang katanya SEF mau mengirimkan tim terbaiknya untuk mengikuti Temilnas (Temu Ilmiah Nasional) di Malang. Tim terbaik yang dimaksud adalah tim yang pada bulan lalu mengikuti temilreg di SEBI. Masih ingat ga? Yang mengikuti temilreg bulan lalu terdiri dari 9 orang, yaitu Sarah Syahriyani (Akuntansi, 2011), Puti Rahmadhani Ambun Suri (Manajemen, 2011), Ratna Pertiwi (Manajemen, 2012), Wilda Awaliyah (Manajemen, 2012), Heru Prasetyo (Akuntansi, 2011), Dea Anisa Miranti (Manajemen, 2011), Tanti Tri Setianingsih (Akuntansi, 2011), Rimanda Nursari (Akuntansi, 2011), Risna Junianda (Manajemen, 2012).

Menurut saya untuk mengikuti temilnas tahun ini bisa dibilang cukup mendadak dan kurang persiapan. Mengapa demikian? Karena awalnya kami tidak  tahu jika SEF akan mengikuti temilnas. Pada awalnya di grup whatsapp ditanyakan terlebih dahulu siapa di antara kami bersembilan yang bisa mengikuti temilnas. Hingga akhirnya hanya 2 tim yang dikirimkan, yaitu Sarah, Puti, Ratna, Dea, Heru, dan Wilda. Mulai dari pemesanan tiket kereta ke Malang hingga pendaftaran sudah ada yang menghandle. Kami hanya mengirimkan file yang dibutuhkan atau informasi terkait. Memang jeda antara temilreg dan temilnas sekitar 1 bulan, tetapi waktu untuk belajar lagi tidaklah banyak karena kami juga mengurusi event GSENT.

Perlu diketahui, Temilnas merupakan ajang yang paling bergengsi bagi KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) di seluruh Indonesia. Temilnas diikuti dari berbagai KSEI dari Sabang sampai Merauke. Temilnas tahun 2014 dilaksanakan di Universitas Negeri Malang. Temilnas terdiri dari rangkaian acara berupa seminar, olimpiade ekonomi Islam, dan business plan. SEF mengirimkan timnya ke lomba olimpiade ekonomi Islam saja. Temilnas dilaksanakan dari tanggal 27-30 Maret 2014.

Berhubung temilnas dilaksanakan tanggal 27, kami baru berangkat tanggal 26 hari Rabu pukul 13.40 dan diperkirakan akan sampai Malang pukul 07.00. Yang berangkat adalah 6 orang yang akan mengikuti lomba, ketua KSEI (ka Kahfi), dan Bagus (anak SEF yang juga anggota FoSSEI Jabodetabek). Kami berangkat bersamaan dengan KSEI dari Jabodetabek. Selama di kereta kami berusaha untuk sambil membaca buku. Tapi apa daya, ini merupakan pengalaman pertama saya ke Malang maka saya juga sekalian melihat pemandangan, jadi kurang fokus deh. Di malam harinya saya mendapat kabar untuk segera mengirimkan tugas dari dosen karena deadlinenya malam ini. Terpaksa saya mengerjakan tugas itu di hp saya, meskipun hpnya tidak terlalu bagus untungnya bisa menggunakan excel untuk mengerjakan tugasnya. Meskipun saya izin beberapa hari di kampus, saya tetap menanyakan tugas yang diberikan agar tidak ketinggalan. Perjalanan yang cukup panjang dari Jakarta ke Malang ditempuh dalam waktu 17 jam.

Sesampainya di stasiun Malang, rasanya senang sekali. Akhirnya saya sampai di Malang juga. Sebelumnya saya memang mau pergi ke Malang untuk travelling, tetapi kali ini saya kesini untuk mengikuti lomba, mungkin lain kali saya kesini lagi untuk travelling. Dari stasiun, kami dijemput oleh panitia menuju wisma penginapan untuk menaruh barang bawaan kami. Ternyata di penginapan sudah banyak yang sampai dan beberapa tempat tidur sudah ditagin. Setiap kamar sudah ada namanya, tetapi sesampainya di kamar saya kaget karena tidak ada tempat tidur yang kosong, semua telah terisi. Alhasil saya bertanya ke panitia, kemudian panitia bilang ke penghuni kamar agar satu tempat tidur untuk 2 orang. Saya dan lainnya yang baru sampai tadi tidak sempat untuk membersihkan diri karena kami sudah disuruh untuk ke UNM karena ada seminar. Letak UNM dengan penginapan cukup jauh, sehingga perlu angkot untuk kesana. Panitia sudah menyiapkan angkot dan kami hanya mengikuti peraturan. Dengan kondisi yang kurang tidur karena susah tidur di kereta, kami berangkat ke UNM. Ternyata sudah banyak yang datang, kami paling terlambat karena memang kami baru sampai di Malang.



Selama seminar, mata saya terasa sangat berat menahan kantuk yang datang. Rasanya mata saya sangat sulit untuk membuka mata. Alhasil saya tidak terlalu memperhatikan seminarnya, padahal temanya bagus. Sebenarnya cukup disayangkan karena saya tidak fokus ketika seminar. Seminar berakhir pukul 12.00 yang kemudian dilanjutkan dengan olimpiade ekonomi Islam pukul 13.00. Setelah sholat zuhur dan makan siang, kami mengikuti lomba. Lombanya adalah tes tertulis yang berisi 100 pilihan ganda dengan menggunakan 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam waktu 1 jam. Menurut saya soalnya cukup sulit. Alhasil saya mengerjakan yang saya bisa saja karena sistem penilaian jika salah mendapat pengurangan nilai. Pengumuman yang lanjut ke babak selanjutnya akan diumumkan nanti malam. Ketika pengumuman yang akan masuk ke semifinal, ternyata tim dari SEF Gunadarma belum berkesempatan untuk maju ke babak semifinal. Malam ini saya bingung mau tidur dimana, karena tidak ada tempat di kamar yang ada nama sayanya. Akhirnya saya tidur di kamarnya Dea. Kebetulan Dea sekamar dengan Candra. Di kamarnya ini hanya ada 2 kasur dan untuk 2 orang, saya ngerusuh kesana hahaha... Untungnya candra baik, dan dia ukhti sekaliii, kami jadi ngobrol banyak mengenai KSEI kami masing-masing.



Keesokan harinya, kami mengikuti tabligh akbar, kajian srikandi, kemudian setelah sholat Jumat ada semifinal olimpiade. Dari semifinal tersebut, tim yang lolos ke babak final adalah UGM tim A, UGM tim C, dan UIN Malang. Finalnya dilaksanakan malam harinya setelah sholat maghrib. Finalnya berlangsung dengan seru dan menakjubkan. Ada yang cukup disayangkan juga. Jadi begini ceritanya. Babak yang terakhir adalah cepat tepat. Kemudian ada soal untuk melanjutkan ayat yang dibacakan. Tetapi salah satu tim langsung melanjutkan ayat tersebut, dia membacakan surat Al-Baqarah ayat 282 dengan lancar. Perlu diketahui, ayat tersebut merupakan ayat terpanjang dalam Al-Qur’an karena satu ayat sampai satu halaman. Setelah dia selesai membacakan ayat tersebut, juri bilang salah. Jadi tadi jurinya belum selesai membacakan ayatnya, tapi langsung dilanjutkan. Makanya saya bilang sangat disayangkan. Selesai babak final, kami semua kembali ke wisma. Saya tidur di kamar Dea lagi, karena saya  juga sudah meletakkan barang-barang saya disana. Setelah sampai di wisma, kami malah menonton film hahaha.... Puti juga ikut ke kamar kami, kami jadi tidur berempat.

Di hari ketiga di Malang, kami mengikuti simposium, yang dilanjutkan dengan simposium pleno. Sore harinya adalah pengumuman pemenang. Tim yang menang adalah juara 1 UGM tim C, UIN Malang, dan UGM tim A. Selesai pengumuman pemenang, kami jalan-jalan ke sekitar kampus karena acara sudah bebas. Kami melihat-lihat kondisi kampus dan foto-foto bernarsis ria. Kemudian kami mencoba bakso malang khas Malang yang berada di dekat kampus. Setelah itu kami kembali ke kampus UNM lagi. Setelah sholat isya, ternyata kami diberi santapan istimewa yaitu bakso malang dan coffee break. Kalau tahu kita dapat bakso gratis, tadi sore kita tidak beli bakso deh hahaha. Saat coffee break, ini merupakan acara yang tidak formal dan santai. Kami boleh membuat lingkaran dan berakrab dengan peserta lain layaknya malam keakraban. Kemudian pukul 20.30 kami kembali ke wisma.

Sesampainya di wisma, kami ingin merasakan malam mingguan di kota orang. Makanya saya mengajak yang lain untuk jalan-jalan pula. Yang jalan-jalan adalah saya, Dea, Puti, Ratna, Wilda, Heru, ka Kahfi, dan Bagus. Kami menyusuri jalan dari wisma mencari makanan untuk cemilan sembari menikmati suasana kota Malang. Ketika kami memasuki sebuah tempat, saya merasakan ada sesuatu yang aneh. Kami berpakaian syar’i semua. Orang yang ada disana seperti kaget melihat kedatangan kami. Mereka melihat kami seperti orang aneh. Disana ada yang menjual minuman, tapi tidak tahu itu minuman apa, ada suara musik juga. Karena merasa ada hawa yang kurang enak, akhirnya kami keluar dari sana, padahal kami belum masuk terlalu jauh, paling baru beberapa langkah. Setelah keluar dari sana, saya merasa sepertinya tadi kami memasuki cafe atau mungkin bar yang ada di pinggir jalan, karena ada musik dan orang yang ada disana kelihatannya seperti orang yang kurang baik. Kemudian kami kembali menyusuri jalan, kami menemukan penjual asleng ronde. Kemudian kami makan disana, lesehan. Kemudian kami berjalan lagi dan foto-foto. Disana sepi sekali, padahal malam minggu.


Sepulangnya dari jalan-jalan, saya, Dea, dan Puti mau mencuci baju dahulu karena kami hampir kehabisan baju. Kami mendapat tiket pulang tanggal 1 April berarti masih 3 hari lagi, jadinya kami mencicil mencuci baju yang kemarin dipakai. Setelah itu kami menjemur di jemuran yang ada di ujung kamar. Disana sudah ada pakaian yang sedang dijemur juga. Kemudian saya kembali ke kamar Dea.Tidak lama kemudian, lampu di kamar mati. Ternyata lampunya korslet. Kami tidak bisa tidur disana karena gelap sekali, akhirnya saya dan Dea menumpang ke kamarnya Puti. Kamarnya Puti berisi 10 kasur kalau tidak salah. Kemudian kami ikut nimbrung tidur disana. Kami tidur bertiga di satu kasur. Ratna dan Wilda juga ikutan disana. Yaa sebenarnya ini tidak sengaja, karena awalnya kami mengobrol di kamar sebelum tidur dan akhirnya tertidur.

Di Minggu pagi merupakan hari terakhir dari rangkaian acara temilnas. Hari ini ada field trip ke Kusuma Agrowisata. Sebelum berangkat fieldtrip, kami dari FoSSEI Jabodetabek dikumpulkan di lapangan wisma. KSEI Jabodetabek yang kemarin berangkat ke Malang barengan, ternyata beli tiket kereta pulang tanggal 1 April karena tidak ada tanggal lain lagi, sedangkan acara temilnas berakhir di tanggal 30 Maret. Beberapa KSEI di hari Seninnya ada ujian, sehingga harus segera pulang setelah dari fieldtrip. Hanya tersisa beberapa orang saja dari KSEI Jabodetabek yang tetap pulang tanggal 1 April, termasuk saya dan tim dari SEF. Kami memutuskan untuk tetap disini sambil explore Malang agar tidak sia-sia sudah jauh-jauh ke Malang tetapi tidak menikmati refreshingnya. Sekalian aja gitu, sejenak melupakan tugas di kampus.



Kami fieldtrip ke Kusuma Agrowisata yaitu tempat kebun apel, jambu, dan berbagai buah yang bisa langsung dipetik dan dimakan. Ada kebun bunga juga disana. Setelah dari sana, kami kembali ke wisma. Ternyata jalanan cukup macet ketika pulang. Sesampainya di wisma, saya ke tempat jemuran dan memilih pakaian yang sudah kering, tetapi belum kering semua. Semua peserta beberes untuk pulang karena check out dari penginapan sore hari. Sebelum pulang, saya dan Dea berpamitan dengan Candra. Kita foto-foto untuk mengingat bahwa kita pernah sekamar di temilnas. Oh iya saat itu kami duduk di semester 6. Setelah foto-foto, kita semua packing. Tiba-tiba kami mendengar teriakan dari kamar depan. Kami langsung kesana menghampiri kamar tersebut. Ternyata ada kejadian aneh disana. Saya lupa kejadian lengkapnya, intinya pulpen yang ditaruh di atas kasur itu bisa berdiri sendiri dan tidak jatuh. Bisa dibilang agak horor kalau dengar ceritanya langsung.

Sore harinya saya ke tempat jemuran lagi dan salah satu baju saya hilang. Saya tidak tahu itu hilang karena terbang dan jatuh atau karena kenapa. Kemudian saya mencari ke bawah, karena letak jemuran ada di lantai 2. Setelah dicari tidak ketemu, kemudian saya bertanya ke panitia. Tetapi panitia tidak menemukan barang yang tertinggal berupa baju. Mungkin bajunya terbang jauh dan jatuh.

Berhubung kami berdelapan pulang tanggal 1 April, kami menanyakan ke panitia tempat penginapan yang murah. Akhirnya setelah ngobrol dengan panitia dan pihak wisma, kami diperbolehkan menginap di wisma dengan membayar biaya penginapan Rp 60.000 hingga tanggal 1 April. Sore harinya setelah peserta temilnas check out, kami tetap berada di sana, tetapi kami hanya pindah kamar ke tempat yang sebelumnya ditempati ikhwan (laki-laki). Sedangkan yang ikhwan menempati kamar akhwat (perempuan). Hal tersebut dikarenakan kamar ikhwan yang sebelumnya berada jauh dari pintu gerbang, maksudnya agar ketika kami bolak-balik tidak usah takut ada ikhwan yang lewat.

Malam harinya kami mencari makan malam karena makan kami tidak ditanggung panitia lagi. Kami berjalan ke alun-alun kota Malang. Suasananya rame, mungkin karena alun-alun jadinya banyak yang kesana. Disana juga banyak yang jualan. Ada yang jualan makanan, souvenir, dan lainnya. Kami membeli nasi mawut dan es degan sebagai makan malam di Minggu malam. Kemudian membeli cilok bakar dan melihat hamster yang lucu dan imut-imut yang dijual. Hamsternya lucu banget, pengen beli tapi takut mati karena sebelumnya pernah pelihara hamster dan umurnya tidak panjang. Setelah itu kami pulang ke wisma. Di perjalanan menuju wisma, kami mengingat kejadian di kamar tadi yang horor, sontak kami lari hahaha.... Kalau diingat lucu juga ya, tiba-tiba kami lari karena tidak mau berada di paling belakang. Sesampainya di wisma, kami minta pindah kamar, karena kami takut jika terjadi sesuatu yang aneh, orang-orang tidak tahu. Alhasil kami pindah kamar lagi ke kamar akhwat. Kami menempati kamar yang dekat dengan kamar mandi, kemudian dijeda 1 kamar, barulah kamar untuk ikhwan. Di pintu kamar, kami tutup dengan kertas agar ketika ikhwan yang lewat saat mau ke toilet, tidak bisa melihat para akhwat di kamar. Supaya aman.

Keesokan harinya tanggal 31 Maret, kami ingin explore kota Malang. Setelah melewati perbincangan panjang dan ada rapat kecil (dimana-mana selalu rapat) akhirnya kami memutuskan untuk nyewa angkot pergi ke tempat wisata di Batu. Dea tidak ikut kami karena pergi ke rumah saudaranya, kemudian siangnya Dea menyusul kami bersama dengan omnya. Kami ke tempat wisata Taman Bunga Selecta. Tiket masuknya Rp 20.000. Disana ada taman lumut, bunga-bunganya juga bagus dan cantik. Ketika kami ingin pergi ke BNS (Batu Night Spectacular), ada kejadian yang tidak akan terlupakan oleh Puti. Jadi begini ceritanya... Puti pergi ke toilet, HP nya ditinggal di rak yang ada di toilet. Toilet disana digabung antara laki-laki dan perempuan. Kemudian Puti keluar toilet, masuklah laki-laki ke toilet tersebut. Setelah itu kami jalan-jalan disana, kemudian tiba-tiba Puti mencari hpnya. Kami mencoba menghubungi nomornya, diangkat oleh orang kemudian dimatikan. Kemudian Puti ingat-ingat, dia ingatnya terakhir di toilet dan sepertinya tertinggal disana. Lalu kami semua ke toilet tadi dan hp nya sudah tidak ada. Akhirnya Puti ditemani dengan salah satu dari kami ke pusat informasi untuk mengumumkan hp yang hilang di toilet. Hasilnya nihil. Sepertinya hp tersebut sudah berpindah tangan, karena ketika dihubungi lagi nomor tersebut sudah tidak aktif. Kami menghibur Puti karena hp nya itu baru dibeli. Karena kejadian itulah kami sering menyebut “Malang di Malang”.


Sore harinya ba’da ashar kami pergi ke BNS. Tiket masuknya Rp 20.000. Sesampainya di BNS, kami bertemu dengan anak UNJ yang kesana juga, tetapi mereka tidak jadi masuk ke BNS. Disana kami naik sepeda udara dengan bayar Rp 12.500. Di sepeda udara, kami menyaksikan keindahan kota Malang dari atas udara. Agak takut juga sih, tapi lama-lama asyik juga. Terlebih ketika di atas sedang sunset, jadinya pemandangannya bagus. Masya Allah... Tujuan utama kami di BNS adalah ke tempat lampion, disana dibuka ba’da maghrib. Akhirnya kami sholat maghrib dulu, niatnya mau makan malam dulu di foodcourt, tapi ternyata harganya tidak cocok untuk kantung kami yang semakin menipis. Kami beruntung sekali karena meskipun kami tidak jadi makan, ada pertunjukkan yang keren. Permainan lampu dan air beserta suara yang sangat menggugah. Tidak setiap hari ada pertunjukkan ini disini. Setelah makan, kami ke tempat lampion dengan harga tiket Rp 12.500. Disana kami puas foto-foto di lampion dengan berbagai bentuk. Ada pula replika Menara Eiffel dan Menara Kembar Petronas. Rasanya masih ingin foto-foto lagi, tetapi waktu sudah menunjukkan pukul 20.30. Kami sudah janji dengan supir angkot, kami akan kembali pukul 20.30. Alhasil kami pulang deh. Setelah itu kami makan malam di pinggir jalan. Setidaknya harga disini lebih bersahabat dengan kondisi kami saat ini. Setelah itu kami pulang ke wisma.



Hari pertama di April, merupakan hari terakhir kami di Malang. Pagi-pagi kami mencari makanan untuk sarapan sambil jalan-jalan pagi. Di perjalanan, kami bertemu dengan ibu-ibu yang membawa box berisi makanan. Anehnya ibu itu tidak menawarkan makanan yang dijualnya. Kemudian kami iseng bertanya ke ibu tersebut. Ternyata ibu itu menjual nasi kuning dan berbagai kue. Ketika kami menanyakan harga nasi kuningnya, kami sontak kaget. Mengapa tidak? Harga nasi kuning tersebut Rp 3.500 padahal ada isi berupa telur, tempe orek, mie goreng, dan perkedel. Murah sekali harganya. Akhirnya kami beli beberapa bungkus untuk kami berdelapan.

Di hari terakhir ini kami tidak pergi lagi. Semalam kami menanyakan ke supir angkotnya letak Pulau Sempu. Karena hasil pencarian kami di mbah google, Malang terkenal dengan Pulau Sempu yang bagus sekali. Tetapi kata supir angkotnya, untuk sampai kesana butuh waktu kurang lebih 8 jam dari wisma. Makanya kami tidak jadi pergi kesana karena kami harus pulang siang ini. Jadi kami hanya istirahat dan packing untuk pulang. Sebelum berangkat ke stasiun, kami membeli makanan untuk bekal di kereta. Setelah membeli makanan, kami melewati jalan raya. Kami mendapatkan pengalaman berharga. Disana, ketika lampu merah tidak ada seorangpun yang berani untuk menerobosnya meskipun kondisi jalan sepi dan tidak ada polisi. Bahkan, mereka tidak berani untuk melewati garis pembatas yang ada di jalan raya ketika lampu merah. Sungguh pemandangan yang jarang ditemukan di Jakarta. Inilah yang namanya patuh terhadap aturan meskipun tidak ada yang mengawasi, karena mereka menganggap ada Tuhan yang selalu mengawasi.

Pukul 14.00 kami check out dari wisma dan berangkat menuju stasiun kereta. Ketika di perjalanan, tiba-tiba gerimis. Sesampainya di stasiun, sebagian dari kami membeli oleh-oleh di tempat penjualan oleh-oleh dekat stasiun dan sebagian lagi menunggu di stasiun untuk menjaga tas. Ketika mencari oleh-oleh, hujan turun semakin deras. Kami berteduh di salah satu tempat oleh-oleh. Tak disangka, halaman stasiun menjadi banjir sedengkul orang dewasa. Kami menerobos masuk ke stasiun. Lantai di stasiun sudah kemasukan air semata kaki. Untungnya tas-tas sudah diangkat ke atas kursi, kami bergegas ke kereta. Kami masuk dengan keadaan kebasahan di bagian kaki. Kereta berangkat pukul 16.30.

Selamat tinggal kota Malang, sampai ketemu lagi nanti dengan kesempatan yang berbeda dan dengan suasana yang berbeda pula.


Kereta kami tiba di Jatinegara pukul 09.10. Kemudian saya turun di stasiun Pasar Minggu. Lalu naik angkot sekali, langsung sampai di rumah. Alhamdulillah. Perjalanan yang cukup melelahkan tapi penuh dengan pengalaman. Saya sampai rumah pukul 11.30. Istirahat sebentar, kemudian saya berangkat ke kampus karena ada mata kuliah yang harus saya ikuti. Saya sudah izin 1 minggu, makanya saya mengusahakan untuk tetap masuk, padahal baru saja tiba di Jakarta.

to be continue...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Boneka dari Kertas

Drama Kesehatan

Judul Jurnal (Referensi Skripsi)