2014 Full of Moments (Part 1)

Tidak terasa, ternyata sudah cukup lama tidak posting di blog. Oke sekarang saya mau menceritakan pengalaman di tahun 2014. Mari kita flashback ke tahun lalu.

2014 adalah tahun yang penuh dengan kenangan. Dimulai dari bulan Januari hingga Desember selalu ada cerita. Cerita baik suka maupun duka, yuhuuu namanya juga hidup, “life is never flat”.

Di awal tahun 2014, pada bulan Januari, saya dan beberapa teman mengadakan sebuah gathering suatu komunitas. Ini merupakan ide dari Putek, saya hanya membantu saja. Walaupun ada sedikit kekesalan setelah saya tahu yang terjadi sebenarnya. Acara tersebut sudah direncanakan jauh-jauh hari, tetapi saya dan Liza hanya dibilangin nanti bantuin ya. Kita berdua tidak terlalu banyak dilibatkan disana, hanya saat gladi resik dan pelaksanaan hari-H barulah kami benar-benar membantu hingga acara selesai. Acara berlangsung lancar, meskipun ada sedikit kendala tapi kemudian terselesaikan. Ini merupakan suatu pelajaran berharga yang didapatkan oleh Putek karena baru pertama kali mengadakan acara seperti ini. Saya juga mendapatkan pelajaran bahwa jangan terlalu mengandalkan orang lain, jika kita memberi amanah ke orang lain harus diawasi agar amanah tersebut dilaksanakan dengan baik, jika perlu bantuan sebaiknya langsung dibicarakan. Yaa kurang lebih begitu.


Bulan Januari juga merupakan bulan dimana saya dan saudara-saudari SEF belajar untuk menghadapi Olimpiade Ekonomi Islam (temilreg Jabodetabek). Kami belajar dari dosen-dosen luar kampus, dari kakak alumni, dan dari dosen Gundar juga. Ini merupakan kali kedua saya mengikuti temilreg. Tahun sebelumnya saya mengikuti lomba temilreg dan alhamdulillah masuk ke tahap semi final. Tahun lalu temilreg berlangsung di Universitas Gunadarma dan SEF pertama kali mengikutinya sekaligus sebagai tuan rumah temilreg. Oleh karena itu, tahun ini SEF mempersiapkan perwakilan yang akan dikirimkan ke lomba temilreg agar menjadi juara. Anggota SEF ada banyak, sehingga diadakan seleksi agar yang dikirimkan nanti merupakan bibit unggul. Dari seleksi tersebut, terpilihlah 9 orang dan dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 terdiri dari Sarah Syahriyani (Akuntansi, 2011), Puti Rahmadhani Ambun Suri (Manajemen, 2011), dan Ratna Pertiwi (Manajemen, 2012). Kelompok 2 terdiri dari Dea Anisa Miranti (Manajemen, 2011), Heru Prasetyo (Akuntansi, 2011), dan Wilda Awaliyah (Manajemen 2012). Kelompok 3 adalah Tanti Tri Setianingsih (Akuntansi, 2011), Rimanda Nursari (Akuntansi, 2011), dan Risna Junianda (Manajemen, 2012). Temilreg berlangsung di bulan Februari, bertepatan dengan bulannya mahasiswa Gundar Ujian Utama (UU).

Bulan Februari bisa dibilang bulan yang menyedihkan. Meskipun sudah berusaha untuk melupakan, tapi tetap saja masih ingat. Sebelum temilreg berlangsung, saya dan keluarga mendapat musibah kemalingan. Saat itu hari Rabu tanggal 19 Februari, di rumah tidak ada orang sama sekali, saya sedang ujian di kampus, adik saya semuanya sedang sekolah, ayah saya bekerja, biasanya mama saya di rumah. Saat itu mama saya ada rapat di TK adik saya, rumah terkunci rapat dan digembok. Sepertinya rumah saya sudah diincar terlebih dahulu oleh malingnya, karena semuanya tampak rapi dan tidak ketahuan tetangga, padahal kejadiannya pagi jam 10 lewat. Di kampus, ketika ujian saya seperti mendapat firasat buruk, entah itu pertanda atau bagaimana.Saya melihat jam di jam tangan saya menunjukkan pukul 10.15. Ujian berakhir pukul 11.00, oleh karena itu saya masih agak santai mengerjakan ujiannya karena saya kira waktunya masih lama. Tidak lama, pengawas ujian mengumumkan waktunya tinggal 10 menit lagi, kemudian saya langsung melihat jam tangan saya, ternyata jam tangan saya mati. Saya mengerjakan soal dengan buru-buru karena waktunya sebentar lagi habis. Setelah waktunya habis, saya pergi ke stand SEF yang sedang menjual tiket untuk GSENT (Gunadarma Sharia Economic Event 2014). Siang jam 14.00 tiba-tiba saya ditelpon oleh mama saya, saya ditanya pulang jam berapa? Saya masih jaga stand GSENT, jadi saya bilang mungkin jam 16.00 atau 17.00. Terus mama saya bilang, lama banget dan saya disuruh pulang sekarang, jangan nanti-nanti. Saya tanya kenapa, katanya pulang aja sekarang.

Habis ditelpon mama, saya langsung izin pulang dan sepanjang perjalanan saya jadi memikirkan apa yang terjadi di rumah sampai saya harus pulang cepat, karena tidak biasanya saya disuruh pulang secepat ini. Setelah turun dari angkot, menyeberang rel, kemudian jalan kaki menuju rumah. Di perjalanan ketika jalan kaki, tetangga saya memanggil saya dan menanyakan, “Sarah, rumah kamu abis kemalingan ya? Katanya laptopnya ilang”. Mendengar itu, saya kaget dan bilang, “Beneran?” kemudian saya bergegas untuk pulang. Saya sedih, badan saya lemas, dan tidak percaya. Apa beneran? Sesampainya di rumah, saya melihat gerbang rumah saya di bagian yang biasa untuk menggembok patah seperti dikasih cairan kimia sehingga patah. Di rumah saya melihat mama saya masih lemas, ayah juga menenangkan saya. Saya langsung dikasih tahu mama, laptop yang dulu saya beli saat SMA dengan uang sendiri hilang, laptop yang dapat dari kampus juga hilang, uang beasiswa yang baru 2 minggu dibagikan juga hilang, uang pulsa yang hampir sejuta juga hilang, uang ayah saya juga ada yang hilang, uang simpanan yang ada di rumah banyak yang hilang. Saya langsung ke kamar dan nangis. Ya Allah laptop saya hilang. Semua data saya juga hilang, uang beasiswa yang saya tunggu dari jauh-jauh hari karena tak kunjung dibagikan pun ikut hilang. Sedih luar biasa, saya tidak menyangka. Bahkan tetangga pun tidak percaya rumah saya kemalingan karena rumah saya tidak lebih bagus dari rumah tetangga saya. Mama saya bilang, tadinya adik saya baru pulang dari sekolah dan melihat rumah terbuka pintunya, gerbangnya terkunci, dalam rumah berantakan. Kemudian mama saya pulang dan lemas melihatnya. Semuanya berantakan. Baju-baju berserakan dimana-mana. Nampaknya maling itu mencari ke semua lemari yang ada di kamar. Maling itu mengobrak-abrik semuanya. Mengambil yang terlihat olehnya. Tetapi sepertinya ada yang tertinggal ketika mereka buru-buru pergi, karena ada beberapa barang yang tergeletak di atas motor di rumah. Saya shock banget atas peristiwa itu. Saat itu pula saya sedang menjabat sebagai bendahara II SEF, untungnya uang SEF tidak hilang. Musibah memang bisa datang kapan saja dan dimana saja.

Berikut ini merupakan foto pintu gerbang yang gagang untuk menggemboknya sudah patah dan pintu kayu yang sudah bopak karena dicongkel.




Temilreg merupakan olimpiade bergengsi yang dilaksanakan setiap tahunnya. Di dalam temilreg ada serangkaian acara. Temilreg tahun 2014 ada olimpiade ekonomi Islam, bina desa, video competition. Untuk tahun ini, temilreg dilaksanakan di STEI SEBI. Temilreg berlangsung dari tanggal 20-22 Februari 2014. Setelah musibah itu, keesokan harinya saya harus mengikuti temilreg, tepatnya lomba olimpiade ekonomi Islam. Di saat hati saya belum terlalu tenang, saya tidak konsentrasi belajar, meskipun sudah berusaha untuk mengikhlaskan tetapi tetap saja susah dilupakan. Tanggal 20, jurusan manajemen 2012 ujian dan tidak bisa ditinggal. Sedangkan tes tertulis dilaksanakan tanggal 20 pada siang hari. Akhirnya kami dari perwakilan SEF negosiasi untuk mengikuti tes tertulisnya di sore hari. Kemudian pihak panitia menyetujuinya. Saya baru berangkat ke kampus siang hari, karena masih berusaha menenangkan diri sekaligus sedikit belajar di rumah. Sesampainya di lokasi lomba di SEBI, saya berusaha mengerjakan tes tertulisnya dengan sekuat tenaga dan yang saya bisa. Kemudian esok harinya merupakan presentasi esay, yang waktunya bersamaan dengan ujiannya jurusan akuntansi 2011. Kami yang ujian berusaha negosiasi ke panitia agar kelompok kami presentasinya belakangan, tetapi kali ini tidak bisa. Saat itu yang tidak ujian langsung berangkat ke SEBI dari pagi, mereka adalah kelompok 1 Puti dan Ratna, kelompok 2 Dea dan Wilda, kelompok 3 hanya Risna. Alhasil ketika dipanggilkan untuk presentasi essay hanya mereka yang tampil. Sedangkan yang ujian, ujian selesai jam 11.00, perwakilan SEF meminta izin untuk pulang terlebih dahulu, tetapi pengawas ujian tidak mengizinkan. Akhirnya kami yang selesai ujian baru berangkat pukul 10.50, mendapat toleransi 10 menit lebih awal untuk pulang. Kami segera menyusul ke SEBI untuk mengikuti presentasi essay, berharap kelompok kami tampilnya terakhir. Tetapi di perjalanan, hujan turun deras sekali. Kami tidak bisa melanjutkan perjalanan karena tidak semuanya membawa jas hujan, kami meneduh beberapa menit hingga hujan agak reda. Meskipun masih gerimis, kami melanjutkan perjalanan, cukup membuat basah pakaian kami, hujan kami terjang agar kami masih bisa mengikuti presentasi essay. Sesampainya disana, ternyata kelompok kami sudah tampil terlebih dahulu. Akhirnya kami menunggu hasilnya. Kelompok 1 dan 3 tidak lolos ke babak selanjutnya, kelompok 2 lolos ke babak selanjutnya. Alhamdulillah, meskipun tidak semua kelompok lolos, setidaknya ada satu kelompok yang mewakili SEF, yaitu kelompoknya Dea, Wilda, dan Heru. Mereka sampai tahap semifinal dan belum berkesempatan menjadi juara. Untuk lomba movie competition, SEF membawa pulang piala juara 1 dan bina desa juara 3. Hebat-hebat banget deh ;)


To be continue .....

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Boneka dari Kertas

Drama Kesehatan

Judul Jurnal (Referensi Skripsi)